@article{Heripurwoko_2022, title={Wayang Daun sebagai Siasat dalam Ruang}, volume={8}, url={https://jurnalcikini.ikj.ac.id/index.php/jurnalcikini/article/view/166}, DOI={10.52969/jsnc.v8i1.166}, abstractNote={<p>Hampir setiap kota mengalami transformasi dalam pola keseharian, regulasi, hingga budayanya. Kehidupan masyarakat urban tidak lepas dari dinamika, konstruksi, serta arus perubahan dalam kota, baik positif maupun negatif. Keterbatasan dan permasalahan tentu menjadi dua hal yang lekat menyertai bentuk perubahan tersebut. Zak Sorga, seorang seniman dan warga Kota Depok, menciptakan kreativitas dalam seni pertunjukan. Berawal dari teater hingga berkecimpung di berbagai produksi film dan televisi, alumnus Institut Kesenian Jakarta ini coba memaknai perubahan-perubahan mendasar yang terjadi di sekitar tempat tinggalnya, khususnya pada anak-anak. Pengalaman masa kecil yang sarat akan cerita legenda dalam dunia wayang, membuat Zak Sorga mengeksplorasi hal-hal kecil di lingkungan rumahnya dan pada akhirnya menjatuhkan pilihan pada bentuk wayang dari daun yang ia buat sendiri untuk dipertunjukkan ke anak-anak. Muatan cerita yang selalu dibawakan tidak lepas dari cerita-cerita Islami, seperti sejarah kisah sahabat Nabi. Bermodalkan wayang daun, sebilah batang pohon pisang, dan cerita di kepala, Zak Sorga melakukan pertunjukan dari satu tempat ke tempat lain untuk bercerita pada anak-anak. Selain terhibur, anak-anak juga mendapat kesempatan langka untuk mengapresiasi ‘kesenian urban’ wayang ala Zak Sorga dengan tambahan pelajaran tentang etika dan sikap baik yang terkandung di dalamnya. Dengan menggunakan pendekatan kajian urban, penelitian ini bertujuan untuk menggali dan memahami bagaimana seorang seniman bisa menjadi agen perubahan untuk masyarakat di sekitarnya dengan segala keterbatasan, juga untuk bertahan dalam lingkup sebuah ruang kota.</p&gt;}, number={1}, journal={Jurnal Seni Nasional Cikini}, author={Heripurwoko, Heripurwoko}, year={2022}, month={Jun.}, pages={55-60} }