Hubungan Susastra Pada Gambar Studi Kasus Komik Setangkai Daun Sorga Karya Taguan Hardjo
Abstract
Komik Medan tak berbeda dengan banyak komik lain yang diminati oleh banyak orang. Komik Medan mempunyai perjalanannya sendiri, berupa spirit yang datang dari kehendak perlawanan terhadap hegemoni era penjajahan, meninggalkan pengaruh imperialisme dalam banyak lini kehidupan. Latar belakang ini menjadi inspirasi bagi sebuah perlawanan dengan menghidupkan kembali riwayat dongeng, hikayat, cerita kerakyatan sebagai tema-tema yang telah lama dikenali turun-temurun Dan hal ini memberikan spirit kelahiran sebuah identitas yang menjadikan komik Medan mempunyai kekhususan. Tema-tema semacam inilah yang kemudian mencari bentuk ungkap serta tampilannya. Antara susastera dengan ungkapan visual, telah menjadikan komik Medan menemukan semacam pakem dari suasana kelokalan, figur serta latar belakang visualnya. Kostum figur- figur pelakunya diupayakan menjelaskan apa dan bagaimana sikap hidup dalam budaya setempat. Komik Medan dengan semangat kelokalannya, melibatkan potensi kearifan ajaran benar, serta bermoral baik melalui susastera.
Penelitian Bersifat non benda (intangible) sebuah cara pandang terhadap Sastra Visual, pemaknaan suatu karya komunikasi sebagai sesuatu yang terlihat, terbaca dan terasa mengungkap hubungan susastra dengan visual/gambar-gambar yang terdapat dalam komik Medan, dan berupaya pengembangan model-cara melihat dengan mengejar tahu ragam ungkap tertentu dari sesuatu hal yang mempengaruhi dari seorang seniman komikus yaitu Taguan Harjo. Pemilihan Taguan Harjo sebagai sampling mengingat prestasi jumlah produk komiknya serta anggapan kedekatan aspek gambar dengan susastera pada karyanya. Salah satu karya komik Taguan yang berjudul “Setangkai Daun Sorga”, adalah merupakan intepretasi dari sastra Perancis, memperlihatkan pengungkapan kata menjadi visualisasi telah membentuk identitas yang berbeda. Sebagai contoh, muatan kata sebagai pengikat cerita dituliskan bergabung dengan halaman gambar tanpa bingkai kata-kata atau bidang balon, seperti lazimnya banyak tampilan komik yang lain.
Penelitian ini mengetengahkan telusuran sebuah komik ciptaan dengan mengupas posisi naskah susastera dalam bandingan sastra terjemahan ke dalam gejala bahasa lokalnya kepada bentukan komik-intergrasi kata dan pengadeganan dalam gambar. Komik kemudian dapat dilihat bukan saja sebagai permainan gambar dan runtutan peristiwa, bahkan sebagai kebudayaan, komik dinikmati sebagai ruang baru dalam berekspresi dalam atmosfir susastera.