Ruang Kolonial dan Resistansi pada Novel Hikayat Kadiroen karya Semaoen

  • Teguh Prasetyo Universitas Kristen Indonesia
Keywords: Hidayat Kadiroen, Mimikri, Oposisi Binarian, Resistansi

Abstract

ABSTRAK: Novel Hikayat Kadiroen karya Semaoen merupakan salah satu novel yang terbit di awal abad
20 sebagai salah satu karya yang dicap rendah dan subversif. Novel ini berkisah tentang perjalanan
hidup Kadiroen yang kemudian melihat ketidakadilan dalam ruang kolonial dan memutuskan untuk
mendukung ideologi komunis dalam melawan ketidak adilan tersebut. Yang menarik dalam novel  ini salah satunya adalah penggambaran mengenai relasi dominasi kolonial yang direspons dengan
perlawanan. Oleh karena itu, artikel ini mencoba membahas bentuk-bentuk relasi tersebut serta
respons perwalanan atau resistansi terhadap relasi dominasi kolonial. Untuk menganalisis novel ini,
digunakan pendekatan post-kolonialisme dengan beberapa konsep seperti oposisi biner, mimikri,
dan resistansi sebagai pisau bedah. Hasil dari artikel ini menunjukkan bahwa bentuk resistansi yang
ditunjukkan dalam novel merupakan bentuk dari perlawanan terhadap relasi dominasi yang membawa
ketidakadilan. Di satu sisi, penggambaran kuat mengenai resistansi ini juga merupakan suara kuat dari
Semaoen untuk merespons kondisi zaman.

References

Adi Triyono. (2003) “Langkah-Langkah Penyusunan Rancangan Penelitian Sastra” dalam Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.
Anwar, Saeful. (2018). “STRUKTUR DISKURSUS KEMERDEKAAN DALAM HIKAYAT KADIROEN DAN STUDENT HIJO”. Prosiding Nasional Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia 4.0.
Ashcroft, Bill, Garret Griffith, and Helen Tiffin. (2007). The Post-Colonial Studies, Key Concept Second Edition. London and New York: Routledge.
Chrisnanda, Dimas Rizky. (2009). Gagasan Semaoen Tentang Partai Komunis Indonesia Dalam Novel Hikayat Kadiroen Karya Semaoen Kajian Sosiologi Sastra. Skripsi Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Foulcher, Keith dan Tony Day. (2008). Sastra Indonesia Modern: Kritik Postkolonial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Foulcher, Keith. (2008). “Larut di Tempat yang Belum Terbentuk: Mimikri dan Ambivalensi dalam Sitti Noerbaja Marah Roesli” dalam Foulcher, Keith dan Tony Day. 2008. Sastra Indonesia Modern: Kritik Postkolonial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Hilmy, Mohammad Fatahilah. (2018). Nilai-Nilai Moralitas Dalam Novel Hikayat Kadiroen Karya Semaoen. Skripsi Thesis. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Loomba, Ania. (2005). Colonialism/Postcolonialism, (2nd edition). London and New York: Routledge.
Lubis, Akhyar Yusuf. (2015). Pemikiran Kritis Kontemporer: Dari Teori Kritis, Culture Studies, Feminisme, Postkolonial, hingga Multikulturalisme. Depok: Raja Grafindo Persada.
Maier, Henk. (2004). We Are Playing Relatives: A Survey of Malay Writing. Leiden: KITLV Press.
Mochamad Fahriza, . (2022) Budaya Feodalisme Dalam Novel Hikayat Kadiroen Karya Semaoen: Kajian Sosiologi Sastra Marxis. Sarjana Thesis, Universitas Negeri Jakarta.
Pratt, Mary Louise. (1991). “Arts of the Contact Zone”, Profession, ofession (1991), pp. 33–40. New York: Modern Language Association.
Roziqi, Masbahur (2012) Kualitas pribadi konselor pada tokoh Kadiroen dalam novel hikayat Kadiroen (Sebuah studi hermeneutika gadanerian atas novel hikayat Kadiroen) / Masbahur Roziqi. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Semaoen. (2000). Hikayat Kadiroen. Yogyakarta: Bentang Budaya.
Sulistyo, Hary dan ending Sartika (2020). “Bumiputra Author’s Resistance Toward Political Hegemony And Canonization Of Balai Pustaka In The Novel Hikayat Kadiroen And Student Hidjo” dalam Jurnal LITERA. Vol. 19. No. 2.
Suyono Suyatno. (2016). “Corak Realisme Sosialis dalam Hikayat Kadiroen karya Semaoen” dalam Jurnal Atavisme, Vol. 19, No. 1, Edisi Juni, 2016: 75-87.
Toer, Pramoedya Ananta. (2003). Realisme-sosialis dan Sastra Indonesia. Jakarta: Lentera Dipantara.
Published
2023-12-31
How to Cite
Prasetyo, T. (2023). Ruang Kolonial dan Resistansi pada Novel Hikayat Kadiroen karya Semaoen. Jurnal Seni Nasional Cikini, 9(2), 121 - 128. https://doi.org/10.52969/jsnc.v9i2.245