Membaca Sejarah Perkembangan Gambang Kromong Melalui Karya Fotografi

  • Imam Firmansyah Universitas Mercu Buana
Keywords: Fotografi, Gambang Kromong, Musik Betawi

Abstract

Gambang Kromong merupakan sebuah musik tradisi masyarakat Betawi dan Cina Benteng yang berkembang melewati proses hibridisasi yang panjang antara budaya Tionghoa dengan Pribumi sejak abad ke-18. Proses perkembangan ini terdokumentasikan dengan baik melalui karya fotografi yang sebagian besar dilakukan oleh Isidore van Kinsbergen, seorang fotografer pemerintah Hindia-Belanda sejak tahun 1851. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis studi dokumentasi dan pendekatan historis. Analisa data dilakukan dengan melakukan interpretasi terhadap karya fotografi yang kemudian dikaitkan dengan analisa teks dan konteks musik Gambang Kromong. Penelitian ini menghasilkan tiga bacaan karya foto karya Van Kinsbergen dan sebuah foto anonim. Bacaan foto pertama adalah embrio Gambang Kromong yang bernama Orkest Gambang, terdiri dari ansambel kecil yang memainkan musik intrumental, dan dimainkan dalam pesta-pesta Tionghoa kelas atas. Bacaan Foto kedua adalah masuknya penyanyi perempuan yang disebut cokek yang direkrut dari pribumi. Bacaan yang ketiga adalah masuknya alat musik Indonesia dalam Orkest Gambang dan menjadi Gambang Kromong sehingga bisa turut dinikmati oleh pribumi kelas bawah.


Gambang Kromong is a Betawi and Cina Benteng music tradition that has evolved over a long hybridization process between Chinesse and Indonesia since the 18th century. This process is well documented by the photographic work that was done, for the most part, by Isidore van Kinsbergen, a government photographer from Dutch East Indies who began working in 1851. One method of research that is used is a qualitative research method that involves document analysis and historical research. The analysis involved analyzing the photographic work, which was subsequently connected to the analysis of the text and musical context of Gambang Kromong. Three interpretations of Van Kinsbergen's images as well as an anonymous image were the outcome of this investigation. This first photo interpretation is Orkest Gambang, a Gambang Kromong embryo that is performed at elite Chinese gatherings that consists of a small band playing instrumental music. Reviewing The second photo shows the entrance of cokek, or female singers, who were chosen from among the locals. The third reading describes how the Gambang Orchestra assimilated Indonesian musical instruments and became the Gambang Kromong so that people of lower native class could appreciate them.

References

Ajidarma, S. G. (2007). Kisah Mata, fotografi antara dua subyek: Perbincangan tentang ada (3rd ed.). Gang

Kabel.

Castle, L. (2007). Profil Etnik Jakarta. Masup. Firmansyah, I. (2020). Gaya Liao Kongahyan Pada Lagu

Dalem Gambang Kromong “Pobin Kong Ji Lok.” Jurnal Seni Nasional Cikini, 6(1), 26–37. https:// doi.org/10.52969/jsnc.v6i1.85

Firmansyah, I., Anusirwan, & Fajar, G. P. (2023). Rekacipta Lagu Dalem Gambang Kromong “Pobin Poa Si Li

Tan” ke Media Baru. Jurnal Seni Nasional Cikini, 9(1), 07–16. https://doi.org/10.52969/jsnc. v9i1.199

Ilmi, H. B., & Islam, M. A. (2021). Analisis Semiotika Terhadap Karya Fotografi Jurnalistik Media Musik Online Ronascent.Biz. Jurnal Barik, 2(1), 236–248. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/JDKV/

Kamaludin, H. (n.d.). Menelusuri Kolam Renang Berglust dan Hotel Emma di Cimahi,Tempat Bersejarah Peninggalan Belanda. https://jabar.tribunnews. com/2019/04/14/menelusuri-kolam-renang- berglust-dan-hotel-emma-di-cimahi-tempat-bersejarah-peninggalan-belanda

Kanumayoso, B. (2023). Ommelanden: PerkembanganMasyarakat dan Ekonomi di Luar Tembok Kota Batavia. Gramedia.

Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Bentang.

Lidiana, D. (2023). Gambang Kromong: Evolusi dan Ekosistem dalam Industri Budaya pada Pesta Perkawinan Masyarakat Cina Benteng di Tangerang. 1–14. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ books/NBK558907/

Nakagawa, S. (2000). Musik dan Kosmos: Sebuah Pengantar Etnomusikologi. Yayasan Obor Indonesia.

Nettle, B. (1964). Theory and Method in Ethnomusicology. Schirmer Book.

Phoa, K. S. (1949). Orkest Gambang, Hasil Kesenian Tionghoa Peranakan di Djakarta. 37–39.

Putri, A., Abrar, U., & Martini, S. (2022). Sejarah Jalur Kereta Api Batavia – Bandung Via Karawang Tahun 1884-1942 The History of the Batavia – Bandung Railway Via Karawang in 1884-1942. 9(2), 149 – 164.

Sartika, D. (2022). Time, Continuity, and Change Membantu Kita Memahami Peristiwa dan Perkembangan

Manusia. Seri Publikasi Pembelajaran, 1(1), 1–5. http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/4nvxj

Sugihartati, R. (2019). Gambang Kromong sebagai Identitas Orang Cina Benteng. Jurnal Desain, 6(02), 129. https://doi.org/10.30998/jurnaldesain. v6i2.2997

Theuns-de Boer, G., & Asser, S. (2005). Isidore van Kinsbergen (1821-1905): fotopionier en theatermaker in Nederlands-Indie. Uitgeverij Aprilis.

Yampolsky, P. (1999). Musik Dari Daerah Pinggiran Jakarta: Gambang Kromong.

Zuldafrial. (2012). Penelitian Kualitatif. Yuma Pustaka.

Published
2024-12-20
How to Cite
Firmansyah, I. (2024). Membaca Sejarah Perkembangan Gambang Kromong Melalui Karya Fotografi. Jurnal Seni Nasional Cikini, 10(2), 29 - 39. https://doi.org/10.52969/jsnc.v10i2.306