Representasi Sikap Hidup Orang Jawa dalam Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi AG dan Babad Ngalor Ngidul karya Elizabeth D. Inandiak
Abstract
Orang Jawa seringkali digambarkan sebagai manusia yang memiliki tradisi dan sikap hidup yang ikhlas dan selaras. Dalam kesusastraan Indonesia, gambaran masyarakat Jawa seringkali dimunculkan, terutama oleh pengarang keturunan Jawa sendiri. Namun, terdapat pula beberapa gambaran orang Jawa yang muncul dari pengaran yang berasal dari luar Jawa, bahkan warga negara asing (non-Jawa). Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana sikap hidup orang Jawa digambarkan dalam novel-novel yang ditulis oleh pengarang Jawa dan non-Jawa. Untuk itu, penulis mengambil dua sampel prosa Indonesia, yaitu Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi AG (pengarang keturunan Jawa) dan Babad Ngalor Ngidul karya Elizabeth D. Inandiak (pengarang berkewarganegaraan Prancis). Melalui dua novel ini, penulis ingin melihat gambaran sikap hidup orang Jawa dari sudut pandang penceritaan pengarang yang berbeda latar belakang budaya. Dengan melihat struktur karya, narasi, dan konsep representasi, penulis ingin membedah penggambaran sikap hidup orang Jawa dari kedua pengarang yang memiliki latar belakang yang berbeda. Hasil dari analisis dalam artikel ini menunjukkan bahwa keduanya menggambarkan jati diri dan sikap hidup orang Jawa seperti yang seringkali ditunjukkan dalam berbagai literatur, yakni sebagai orang yang menjunjung keselarasan dan laku hidup yang mengindahkan dunia. Namun demikian, keduanya memiliki gaya penarasian yang unik, yang menunjukkan bahwa Inandiak, pengarang berkebangsaan Prancis, memiliki kecenderungan penggambaran yang bernada lebih orientalis dibanding penarasian dari karya Linus Suryadi AG sebagai orang keturunan Jawa.
Javanese people are often described as having traditions and attitudes that are sincere and harmonious. In Indonesian literature, images of Javanese people are often presented, especially by authors of Javanese descent. However, there are also some images of Javanese people that appear from authors who come from outside Java, even foreign nationals (non-Javanese). The next question is how the Javanese attitude to life is depicted in novels written by Javanese and non-Javanese authors. For this purpose, the author takes two samples of Indonesian prose, namely Pengakuan Pariyem by Linus Suryadi AG (a Javanese author) and Babad Ngalor Ngidul by Elizabeth D. Inandiak (a French author). Through these two novels, the author wants to see the depiction of Javanese life attitudes from the perspective of authors with different cultural backgrounds. By looking at the structure of the work, narrative, and the concept of representation, the author wants to dissect the depiction of Javanese attitudes of life from the two authors who have different backgrounds. The results of the analysis in this article show that both authors portray the Javanese identity and attitude to life as often shown in various literatures, namely as people who uphold harmony and practice life that heeds the world. However, both have a unique narrative style, which shows that Inandiak, a French author, has a tendency to portray a more orientalist tone than Linus Suryadi AG's narrative as a person of Javanese descent.
References
Ashcroft, B. (2013). Post-Colonial Studies: The Key Concepts. London: Routledge.
Barker, Chris. (2014). Kamus Kajian Budaya. Diterjemahkan oleh B. Hendar Putranto. Yogyakarta: Kanisius.
Darumurti, F. D. (2023). Yogyakarta Kota Pendidikan: Perubahan Sosial Kota Yogyakarta 1880-1930. Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 9(1).
De Jong, S. (1976). Salah Satu Sikap Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Kanisius.
Eagleton, Terry. (2010). Teori Sastra: Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.
Eka, S. V., Hariyanti, R., & Tusita, A. (2018). Slametan and Tradition in Pengakuan Pariyem: An Expression of
Equality in Javanese Culture. Alphabet: A Biannual Academic Journal on Language, Literary, and Cultural Studies, 1(1), 77-87.
Endraswara, Suwardi. (2018). Mistik Kejawen: Sinkretisme, Simbolisme, dan Sufisme dalam Budaya Spiritualitas Jawa. Yogyakarta: Narasi.
Geertz, C. (2013). Agama Jawa: abangan, santri, priyayi dalam kebudayaan Jawa.
Hall, Stuart and Paul du Gay. (2003). Questions of Cultural Identity. London: Sage Publications.
Hall, Stuart. (1997). “The Work of Representation” in Stuart Hall (ed.). Representation: cultural Representation and Signifying Practices. London: Sage Publication.
Inandiak, Elizabeth D. (2016). Babad Ngalor-Ngidul. Jakarta: Kepustakaan Populer
Juningsih, L. (2015). Multikulturalisme di Yogyakarta dalam perspektif sejarah. Pergulatan Multikulturalisme di Yogyakarta dalam Perspektif Bahasa, Sastra, dan Sejarah.
Kurnianto, E. A. (2015). Refleksi falsafah ajaran hidup masyarakat jawa dalam prosa lirik Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi. Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra, 6(1), 31-42.
Luxemburg, Jan van, Mieke Bal, dan Willem G. Weststeijn. (1989). Pengantar Ilmu Susastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Maulidina, B. H., Suryanto, E., & Wardani, N. E. (2019). PROSES KREATIF DAN KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL BABAD NGALOR-NGIDUL KARYA ELIZABETH D. INANDIAK. Widyaparwa, 47(2), 150-161.
Mulder, Niels. (1984). Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa: Kelangsungan dan Perubahan Kulturil. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
(1985). Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Sinar Harapan.
Prasetyo, Teguh & Angelina. (2017). The Representation of Merapi Caretaker In Babad Ngalor Ngidul by Elizabeth D.Inandiak. Proceeding International Conference on Nusantara Studies.
Rakhman, R. (2014). “Identitas dan Diskursus Orientalisme.” Jurnal Sejarah dan Budaya, 10(2), 105-110.
Rokhmansyah, A. (2018). Perilaku sosial tokoh utama dalam novel Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi. DIGLOSIA: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 1(1), 29-44.
Said, E. W. (1978). Orientalism. New York: Pantheon Books.
Said, E. W. (2016). Orientalism. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soemardjan, S. (1990). Perubahan sosial di Yogyakarta.
Suryadi AG, Linus. (2009). Pengakuan Pariyem: Dunia Batin Seorang Wanita Jawa. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Copyright (c) 2025 Teguh Prasetyo Prasetyo

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.