Pembangunan Perdamaian lewat Film Dokumenter (Studi Kasus: Film Ahu Parmalim karya Cicilia Maharani)
Abstract
Tantangan pluralisme di Indonesia terlihat dari tingkat diskriminasi yang tinggi terhadap kelompok-kelompok marginal di Indonesia, salah satunya terhadap kelompok Penghayat Kepercayaan. Diskriminasi terhadap kelompok Parmalim (Kepercayaan di Sumatera Utara)merupakan salah satu contohnya. Hal ini terjadi baik dari aspek sosial, politik maupun kultural. Penelitian ini berfokus pada pembentukan narasi perdamaian bagi kelompok Parmalim dan efektivitas pembangunan perdamaian lewat film dokumenter. Film dokumenter dapat membentuk narasi bandingan sebagai usaha perlawanan atas narasi diskriminatif terhadap kelompok Penghayat Kepercayaan di Indonesia. Argumen utama dalam tulisan ini adalah perubahan sosial yang terjadi lewat film dokumenter di Indonesia, secara khusus pada studi kasus film Ahu Parmalim karya Cicilia Maharani. Penelitian ini memperlihatkan bagaimana film dokumenter Ahu Parmalim dapat membawa perubahan sosial.
Metode penelitian yang digunakan yakni kualitatif dengan teknik pengumpulan data secara teknik literatur dan wawancara. Penulis mengetengahkan konsep Sinema Ketiga untuk melihat aspek politis film dokumenter secara umum, konsep Fledging’s Dimensions of Impact untuk melihat pembangunan perdamaian lewat film dokumenter di Indonesia, serta konsep Culture of Peace dari John Paul Lederach, Linda Groff dan Paul Smoker untuk melihat narasi perdamaian yang dibangun dalam Ahu Parmalim untuk mengkritisi diskiminasi yang terjadi pada kelompok Parmalim di Indonesia.