Resiliensi Tari dalam Berbagai Kebudayaan

  • Julianti Parani Institut Kesenian Jakarta
Keywords: Pandemi Covid 19, Resiliensi, Tari

Abstract

Pandemi Covid-19 dengan vaksin dan segala protokolnya membawa kepentingan resiliensi atau ketahanan dalam kehidupan manusia. Padahal ketahanan itu sesuatu yang biasa, diperlukan dalam menghadapi berbagai gejolak kehidupan agar berfungsi kembali. Di dalam pemulihan kehidupan masyarakat, sektor ekonomi paling berkepentingan bagi negara dan pemerintahannya, tetapi yang tidak kalah penting ialah bidang sosial-budayanya. Di forum internasional, UNESCO meluncurkan global movement-ResiliArt-through virtual discussions. Bagi seniman sudah tentu pemulihan berkeseniannya-tidak terbatas pada format virtual saja, melainkan pemulihan kehidupan tari itu sendiri.

References

Kraus, Richard, et al. (1991) History of the Dance in Art and Education. New Jersey: Prentiss Hall.

Parani, Julianti. (2011). Seni Pertunjukan Indonesia: Suatu Politik Budaya. Jakarta: Nalar.

-----.(2012). “Jambi sebagai Khazanah Multikultural: Suatu Perspektif Kesenian”. Seloko- Jurnal Budaya, Vol 1, No. 2, Tahun 2012.

-----.(2018). “Nusantara Interaction: The case of Joget as a transcultural entertainment”. Paradigma-Jurnal Kajian Budaya. Vol 8, No.1, Tahun 2018.

------. (1998). Indonesian Heritage. Performing Arts, Vol 8, 1998. (1998). Indonesian Heritage. Performing Arts, Vol 8, 1998.

Published
2021-06-29
How to Cite
Parani, J. (2021). Resiliensi Tari dalam Berbagai Kebudayaan. Jurnal Seni Nasional Cikini, 7(1), 51-54. https://doi.org/10.52969/jsnc.v7i1.114