Tradisi Gambar Tangan Gua Prasejarah

  • R Cecep Eka Permana Universitas Indonesia
Keywords: gambar tangan, gua prasejarah, religi

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan bahwa tangan merupakan bagian penting dari organ tubuh manusia dan memiliki fungsi vital dalam aktivitas sehari-hari khususnya pada awal kebudayaan manusia pada masa prasejarah. Selain memegang peran utama dalam membuat alat-alat batu dan/atau tulang untuk berburu, tangan juga sering ditemukan sebagai objek gambar pada dinding-dinding gua prasejarah tempat hunian mereka saat itu. Tradisi gambar tangan pada gua prasejarah ini bersifat universal, karena terdapat hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bahkan, penelitian termutakhir menunjukkan bahwa gambar tangan prasejarah Indonesia tertua di dunia. Pendeskripsikan gambar tangan prasejarah ini bersumber dari penelitian lapangan dan studi pustaka. Analisis data menggunakan pendekatan kualitatif untuk memaparkan bentuk dan teknik pembuatan gambar tangan. Sementara itu, untuk menjelaskan fungsi dan makna gambar tangan digunakan analogi etnografi. Kesimpulan dari kajian ini adalah ambar-gambar tangan pada gua prasejarah dapat dipandang sebagai tinggalan ekspresi manusia prasejarah. Tradisi pembuatan gambar tangan secara umum berkaitan dengan aspek religi sebagai tanda kekuatan keberhasilan, kepemilikan, dan penolak mara bahaya.

Author Biography

R Cecep Eka Permana, Universitas Indonesia

Lahir di Kepahiang (Bengkulu) 1965, Dosen tetap Departemen Arkeologi FIB UI sejak 1991. Saat ini, aktif melakukan penelitian dalam bidang kajian Prasejarah, khususnya gambar cadas (rock art). Beberapa karya ilmiah diantaranya adalah: (1) “Tanda Tangan dari Gua Prasejarah”, dalam Semiotika: Mencerap Tanda, Mendedah Makna. Penerbit: Wedatama Widya sastra berkeja sama dengan Departemen Linguistik FIB UI, Januari 2021: 379-397; (2) “Boat as Decipted in Rock Art in Sulawesi, Indonesia” (sebagai penulis pertama bersama Ingrid HE Pojoh) (Part 1: Rock art and History). Archaeology in Malay Archilepago and Beyond (Editor: Eng Ken Khong), Penerbit: USM Press Malaysia 2020: 26-40; dan (3) “A Reflection of Painting tradition and culture of the Austronesian based on the rock art in Misool, Raja Ampat, West Papua”, JATI-Journal of Southeast Asian Studies (Web of Science), Volume 24 (1)/ 2019: 220-242

Google Scholar : https://scholar.google.co.id/citations?user=4fv_xrwAAAAJ&hl=id

SINTA : https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/detail?id=5977619&view=overview

References

Arifin, Karina. (1992). Lukisan Batu Karang di Indonesia: Suatu Evaluasi Hasil Penelitian. Laporan Penelitian DPP UI. Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia

Arifin, Karina dan Philippe Delanghe. (2004). Rock Art in West Papua. Paris: UNESCO.

Aubert, M., et.al., (2014). “Pleistocene cave art from Sulawesi, Indonesia”, dalam Nature: Research Letter, 9 October, Vol 514: 223-228

Clegg, John. (1983). “Recording Prehistoric Art”, dalam Graham Connah (ed.) Australian Field Archaeology a Guide to Techniques. Canberra: Australian Institute of Aboriginal Studies.

Driyanti, R. (2011). Makna Simbolik Tato bagi Manusia Dayak dalam kaitan Hermeneutika Paul Recouer. Tesis FIB UI.

Fagan, Brian M. (1978). Archaeology. An Brief Introduction. Boston-Toronto: Little, Brown and Company.

Forge, Anthony. (1991). “Handstencils: Rock Art or Not Art”, dalam Paul Bahn dan Andrée Rosenfeld (ed.), Rock Art and Prehistory. Oxford: Oxbow Book, Park and Place, hlm. 39-44.

Garfinkel, Alan P., et al. (2009). “Myth, Ritual and Rock Art: Coso Decorated Animal-Humans and The Animal Master “, Rock Art Research Vol. 26, N0. 2.

Grand, M.P. (1967). Prehistoric Art: Palaeolithic Painting and Sculpture. New York Graphic Society, Greenwich-Connecticut.

Halverson, John. (1987). “Art for Art’s Sake in the Paleolithic”, Current Anthropology, Vol. 28, No. 1:63-89.

Harrison, Tom, (1958). “The Cave of Niah: A History of Prehistory”, The Sarawak Museum Journal, vol. VIII, no. 12 (New Series)/no. 27 (old Series): 549-595.

Heekeren, H.R. van (1957). “Rock-Paintings and Other Prehistoric Discoveries Near Maros (South West Celebes)”, dalam Laporan Tahunan 1950 Dinas Purbakala Republik Indonesia: Archaeological Service of Indonesia. Djakarta, hlm. 22-35.

Heider, K.G. (1970). The Dugum Dani: A Papuan Culture in the Highlands of West New Guinea. Chicago: Adline Publishing Company.

Howell, F. Clark et.al. (1982). Manusia Purba. (Pustaka Alam Life). Jakarta: Tira Pustaka

Kosasih, E.A. (1989). “Sumbangan data seni lukis bagi perkembangan arkeologi di kawasan Asia Tenggara (Suatu studi analisis persebaran)”, PIA V. Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, hlm. 29-53.

Kosasih, E.A. (1999). “Notes on Rock Paintings in Indonesia”, dalam Aspek-Aspek Arkeologi Indonesia. No.23. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Lewis-William, David. (2002). The Mind in the Cave: Consciousness and the Origins of Art. London: Thames & Hudson Ltd.

Jurnal Seni Nasional Cikini, Volume 07 No. 02, Desember 2021

Maynard,

L. (1977). “Classification and terminology in Australian rock art”, dalam P.J. Ucko (ed.) Form in Indigeneous Art: Schematisation in the art of Aboriginal Australia and Prehistoric Europe. Canberra: Australian Institute of Aboriginal Studies.

Ucko, Peter J. (1969). “Ethnography and Archaeological Interpretation of Funerary Remains”. World Archaeology Vol. 1 (2): 262-280.

Whitley, David S. (2005). Introduction to Rock art Research. Walnut Creek, California: Left Coast Press, Inc.

Wilcox, A.R. (1984). The Rock Art of Africa. London & Canberra: Croom Helm.

https://www.kompasiana.com/mariusgunawan/ 5d292b9b097f363b34528264/tato-dayak- bukan-sekedar-fesyen?page=all, 14 Juli 2019 (diakses 19 Desember 2020). 14 Juli 2019 (diakses 19 Desember 2020)..

Mc Carthy, Frederick D. (1979). Australian Aboriginal Rock Art. Sydney: The Australian Museum.

Newmayer, Erwin. (1983). Prehistoric Indian Rock Paintings. Oxford, New Delhi: Oxford University Press.

Oakley, Kenneth P. (1972). Man the Tool-maker. Chicago: The University of Chicago Press.

Peralta, Jesus T. et al. (1985). Petroglyphs and Petrographs of the Philippines. Spafa Personnel Exchange Programme on Rock Arts. The Philippines Spafa Subcentre, hlm. 1-13.

Permana, R. Cecep Eka, Pojoh, I.H.E., dan Arifin, K. (2017).” Mabedda bola ritual in South Sulawesi: the relationship between handprints in traditional houses and hand stencil in prehistoric caves”, Jurnal Wacana, Volume 18 (3) /2017: 692-717.

Permana, R. Cecep Eka. (2015). Etnoarkeologi Gambar Tangan. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Permana, R. Cecep Eka. (2014). Gambar Tangan Gua-Gua Prasejarah Pangkep-Maros Sulawesi Selatan. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Permana, R. Cecep Eka. (2008). Pola Gambar tangan Pada Gua-Gua Prasejarah di Wilayah Pangkep-Maros Sulawesi Selatan. Disertasi Universitas Indonesia

Röder, Josef. (1938). “Felsbider auf Ceram”, dalam Paideuma 1:19-28.

Rosenfeld, Andrée. 1988. Rock Art in Wester Oceania”, dalam IPPA Bulletin 8:119-138.

Sauvet, Georges, et al. (2009). “Thinking with Animals in Upper Palaeolithic Rock Art”. Cambridge Archaeological Journal 19 (3): 319-336.

Published
2021-12-22
How to Cite
R Cecep Eka Permana. (2021). Tradisi Gambar Tangan Gua Prasejarah . Jurnal Seni Nasional Cikini, 7(2), 129-138. https://doi.org/10.52969/jsnc.v7i2.139