Tema kali ini mengangkat komik. Komik merupakan suatu ekspresi yang mengandung kombinasi ilustrasi teks dan gambar. Ada beberapa pendapat seperti yang disampaikan Jesper dan Sarah Weichman yang melihat bahwa keberadaan ekspresi seperti komik sudah ada semenjak peradaban manusia kuno seperti di zaman Mesir kuno melalui gambar hieroglyph, Mesopotamia melalui tenunan-tenunannya, Mexico pada zaman Maya kuno dan lainnya. (Anne Magnussen, Hans-Christian Christiansen, 2000: 59-60). Pendapat lain mengatakan bahwa komik dalam bentuknya yang kuno tersebut,hieroglyph misalnya, mengandung unsur religi, berhubungan dengan ritual serta merupakan alat membantu ingatan sebagai mnemonic untuk merekam alam pikiran dan kearifan lisan dalam bentuk tulisan yang diyakini merupakan hadiah sakral dari Dewa Thoth sang penyembuh, sang arif, dan penulis para Dewa. Awal mulanya orang Mesir kuno menggunakan hieroglyph untuk akuntansi kemudian alat birokrasi, kemudian berembang menjadi inskripsi yang menghiasi peti mati dan makam dengan visual yang merupakan simbol binatang, burung, dan manusia untuk menghidupkan adegan-adegan tersebut. Gambar ilustrasi kuno yang dilengkapi dengan simbol-simbol phonetic menceritakan suatu narasi budaya pada masanya sehingga menjadi suatu komunikasi untuk generasi di masa depan, seperti kita di saat ini di tahun 2021. Dari narasi dalam ekspresi komik maka kita dapat melihat perubahan sosial dari masa ke masa dan adanya konteks berhubungan dengan historisitas sosial, ekonomi, politik, sastra dan seni. Para penulis dalam edisi ini yang terdiri dari para pakar di bidangnya masing-masing, memaparkan pemikiran-pemikirannya berhubungan dengan komik dengan segala spektrumnya.
Selamat membaca...