Syair Smong dalam Nyanyian Warisan Penyelamatan Diri dari Bencana Tsunami Aceh Simeulue

  • Kaksim Im Universitas PGRI Sumatera Barat
  • Maira Hidayat PMT Prof. Dr. Hamka II Padang
  • Zulfa Universitas PGRI Sumatera Barat
Keywords: syair smong, nyanyian, warisan penyelamatan diri, tsunami

Abstract

Aceh khususnya daerah Simeulue pada tahun 1907 dan tahun 2004 terkena bencana yang besar yaitu Tsunami. Pada zaman dulu masyarakat menjaga diri mereka dari bencana Tsunami dengan menyanyikan Syair Smong. Namun pada saat sekarang masyarakat sudah tidak menyanyikan syair ini lagi sebagai suatu bentuk penyelamatan diri dari bencana tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana syair Smong yang telah menyelamatkan diri dari bencana tsunami. Metode penelitian ini adalah menggunakkan metode penelitian kualitatif dengan berdasar kepada observasi lapangan, terlibat langsung, wawancara, dan perekaman data dalam bentuk audiovisual. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) dari aspek musikal, syair smong menggunakan tangga nada mikrotonal khas Simeulue, dalam bentuk semi free meter, dan tekstur heterofonis; (2) dari aspek tekstual syair smong adalah termasuk ke dalam jenis syair, terdiri dari lima bait, yang secara keseluruhan bercerita tentang apa itu tsunami (smong) dan bagaimana menyelamatkan diri dari smong tersebut, makna yang dikandung teks smong sebagian besar adalah makna denotatif dan sedikit saja makna konotatif yang metaforik; (3) secara fungsional, syair smong memiliki guna dan fungsi. Penggunaan syair smong adalah: (i) memeriahkan suasana pesta perkawinan, (ii) memeriahkan suasana pesta khitanan, (iii) memeriahkan upacara penyambutan tamu, (iv) untuk memeriahkan acara ulang tahun kemerdekaan Indonesia, (v) meresmikan gedung pemerintahan, (vi) untuk kegiatan pariwisata, (vii) pertunjukan budaya, dan lain-lainnya, sesuai dengan perkembangan zaman. Sementara terdapat dua fungsi utama syair smong yakni: (a) untuk memberitahu gejala dan fenomena tsunami serta (b) memberitahu bagaimana menyelamatkan diri dari bencana tsunami ini, ditambah fungsi-fungsi lainnya seperti: (c) menjaga keseimbangan kosmologis, (d) komunikasi, (e) kesinambungan kebudayaan, (f) memperkuat identitas kebudayaan Simeulue, (g) penghayatan agama Islam, (h) hiburan, dan (i) integrasi sosiobudaya. (4) Dari aspek kearifan lokal, maka nandong smong mengekspresikan kearifan orang Simeulue dalam menghadapi bencana.

References

Dwi Widayati, Vocal and Consonant PAN Features in Nias and Sigulai Languages InternationalJournal of Linguistics, Language and Culture (IJLLC) Vol. 2, No. 4, November 2016

Koentjaraningrat. 2007. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan

Kamil, R., Fitriani, D. N., Alam, N. N. S. B., & Sofiyani, Z. (2021). The documentality of “SMONG” as social control for disaster risk reduction in simeulue island. Proceedings from the Document Academy, 8 (2). https://doi.org/10.35492/docam/8/2/9

Kabupaten Simeulue dalam angka tahun 2020

McAdoo, B. G., Dengler, L., Prasetya, G., & Titov, V. (2006). Smong: How an oral history saved thousands on Indonesia’s Simeulue Island during the December 2004 and March 2005 tsunamis. Earthquake Spectra, 22(SUPPL. 3), 661–669. https://doi. org/10.1193/1.2204966

Profil Kabupaten Simeulue

Profil Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue tahun 2016

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 tahun 2010 tentang klasifikasi perkotaan dan pedesaan di Indonesia

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1996 Tentang Pembentukan Kabupaten Simeulue Di Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Aceh Presiden Republik Indonesia

Qanun Kabupaten Simeulue Nomor 12

Rahman, A., Sakurai, A., & Munadi, K. (2017). Indigenous knowledge management to enhance community resilience to tsunami risk: Lessons learned from Smong traditions in Simeulue island, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 56(1). https://doi.org/10.1088/1755- 1315/56/1/012018

Rusdi Sufi DKK. 1998. Keanekaragaman Suku dan Budaya di Aceh. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh

Sutton, S. A., Paton, D., Buergelt, P., Sagala, S., & Meilianda, E. (2020). Sustaining a transformative disaster risk reduction strategy: Grandmothers’ telling and singing tsunami stories for over 100 years saving liveson simeulue island. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(21), 1–20. https://doi.org/10.3390/ijerph17217764

Suciani, A., Islami, Z. R., Zainal, S., Sofiyan, & Bukhari. (2018). «Smong» as local wisdom for disaster risk reduction. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 148(1). https://doi.org/10.1088/1755- 1315/148/1/012005

Trianov, R., Ramdiana, R., & Lindawati, L. (2018). Seni Tutur Nanga-Nanga Di Desa Kampung Aie Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue. Jurnal Ilmiah Mahasiswa ..., III(November), 386–395.

Azharudin Agur, 1996. Bunga Rampai Simeulue. Banda Aceh: Aneuk Mentua.

Arsin Rustam, 2007. Simeulue Menapak Jalan Hutan Belantara.

Asriningsih Dewi Murtani, 2009. “Potret Kehidupan Anak- anak Aceh pada Tsunami dalam Komik ‘Kisah dari Aceh’: Studi Komunikasi Massa dengan Analisis Semiotika terhadap Komik ‘Kisah dari Aceh’ Karya Garin Nugroho.” (skripsi sarjana). Jakarta: Universitas Indonesia.

Azwar, 2009. Teori Manusia: Sikap dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Ayatrohaedi, 1986. Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya

Published
2023-06-30
How to Cite
Im, K., Hidayat, M., & Zulfa. (2023). Syair Smong dalam Nyanyian Warisan Penyelamatan Diri dari Bencana Tsunami Aceh Simeulue. Jurnal Seni Nasional Cikini, 9(1), 17 - 28. https://doi.org/10.52969/jsnc.v9i1.217