Edisi Jurnal Seni Nasional CIKINI tahun ini merupakan sebuah refleksi dari perenungan terhadap seni di masa pemulihan pasca pandemi. Pertanyaan bagaimana kiranya pemikiran, penelitian dan penciptaan seni dapat berperan serta dalam masa pemulihan, serta memberi kekuatan agar seni itu sendiri dapat berlanjut dan berkembang terus, menyintas zaman. Seni bukan hanya demi keberadaan seni itu sendiri sebagai sumber kepuasan keindahan dan komoditas saja, namun juga merupakan source of energy and power untuk masyarakat secara luas, merupakan landasan berpikir artikel-artikel pilihan dalam edisi ini. Membaca pengalaman para seniman yang dikumpulkan Sharon Louden (2013) sebagai editor dalam buku Living and Sustaining a Creative Life, maka dapat dilihat bahwa tidak saja di Indonesia di masa kini, melainkan sebelumnya pun di negara dimana karya seni sangat berhubungan dengan kerja ekonomi dan bisnis, diperlukan suatu introspeksi diri untuk mengkontemplasi arah dari seni di masa kini menuju masa depan. Buku yang lain yang merupakan seri lanjutan dengan editor Alpesh Kantilal Patel dan Yasmeen Siddiqui (2022 ) dengan judul Storytellers of Art Histories; Living and Sustaining a Creative Life, menggunakan cover patung yang merupakan simbol berkelindannya entitas spiritual dari Yunani dan India, mencerminkan bahwa di masa sekarang ada keintiman dalam pergumulan multi dalam waktu, ruang, historisitas seni, tubuh, hasrat dan subjektivitas Seni. Persoalan di era sekarang yang berhadapan dengan perkembangan teknologi yang sudah demikian akrab di tengah masyarakat terutama bagi generasi muda juga menjadi perhatian. Pertanyaan bagaimana seni dapat bertahan kami bingkai dengan tema besar Sustaining Art sebagai pemantik bagi para penulis, yang bukan saja merupakan akademisi namun juga merupakan pelaku budaya dan praktisi seni. Dengan demikian diharapkan pemikiran-pemikiran mereka dapat memberikan suatu kontribusi bagi pengembangan pemikiran-pemikiran seni untuk masa kini dan selanjutnya. Tulisan yang telah lolos seleksi para editor dan reviewer adalah karya Zamilia yang membahas warisan budaya masa lalu masyarakat Minangkabau berupa ragam hias sulaman suji dari Koto Gadang menggunakan perspektif hermeneutika. Diskusi yang ditawarkan adalah bahwa melihat sulaman suji bukan terbatas pada tekniknya melainkan juga jenis selendang sulam ini merupakan simbol ekspresi upacara adat sepanjang kehidupan dengan demikian mengandung nilai-nilai yang mengangkat identitas masyarakatnya di masa lalu, masa kini dan masa mendatang. Jade Victoria Fortuna dan Shienny Megawati Sutanto di sisi yang lain membahas generasi z yang membutuhkan peningkatan rasa kasih sayang terhadap diri sendiri dan praktik media sosial yang lebih positif. Objek penelitiannya adalah perancangan komik digital yang dapat memberi edukasi melalui storytelling dalam komik Hello it’s Mondu dengan memeriksa character design sebagai media self healing. Imam Firmansyah, Anusirwan dan Girah Putra Fajar berkolaborasi mengangkat persoalan rekacipta lagu Dalem Pobin Poa Si Li Tan ke media baru. Tulisan dalam artikel ini menguraikan metode memeriksa rekaman lama yang dilakukan Yampolsky tahun 1999 dan tim peneliti mempelajari audio teknik permainannya. Para penulis yang melaksanakan penelitiannya kemudian memainkan ulang. Upaya ini merupakan semacam kerja revitalisasi dan dipublikasikan dalam bentuk media baru agar dapat berperan sebagai arsip rekaman untuk generasi masa depan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai luaran perolehan dana internal bidang 3 Institut Kesenian Jakarta program insentif penelitian untuk dosen tetap. Kaksim, Maira Hidayat dan Zulfa membahas nyanyian Smong yang merupakan warisan budaya Aceh yang diturunkan dari generasi ke generasi. Syair-syairnya memberikan pesan- pesan dan kearifan tradisi mitigasi bencana. Dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa dalam pola- pola teks musikalnya terkandung makna metaforik mengenai situasi alam Aceh yang rentan tsunami dan cara menyelamatkan diri. Rana Syakirah Rinaldi dan Ahmad Thabathaba’i Saefudin menuliskan hasil analisanya terhadap desain karakter dalam Gim Seri Dreadout menggunakan pendekatan Manga Matrix. Penelitian mereka dapat merupakan tambahan referensi untuk pengembangan penciptaan seni yang berupa visual dalam gim. Menariknya karakter yang dilihat berupa tokoh-tokoh dalam dunia mitologi dan supranatural tradisi Indonesia.