Seni berhubungan dengan proses belajar pengetahuan dimana ada kondisi-kondisi imanensi memperoleh Kebenaran. Peristiwa mencipta seni itu sendiri merupakan proses affektif, aksi, refleksi dan dengan demikian meciptakan kemungkinan-kemungkinan baru untuk tindakan selanjutnya dan penelusuran baru. Melalui berbagai penelusuran baru tersebut dapat ditemukan bahwa melalui seni, seseorang dapat menemukan “suara” atau voice nya dan embodiment nya. Mengacu pada pandangan dalam teori yang dikemukakan Deleuze, standar nilai bersumber dari yang internal berhubungan dengan nilai-nilai transendental dalam sistem keyakinan, agar dapat hidup baik, mengekspresikan kekuatan diri sepenuhnya, diarahkan usaha melampaui batasan-batasan diri. Meminjam ulasan dalam Reyes (2020) yang menulis buku Deleuze and Guattari’s Philosophy of ‘Becoming-Revolutionary’ , kami memandang bahwa seni merupakan suatu proses becoming atau ‘menjadi’ suatu gerakan dan merupakan bagian dari politik perubahan membangun narasi baru dalam kehidupan manusia dan kemanusiaan itu sendiri. Melalui perjalanan praktik seni embodying maka seseorang bersentuhan dengan berbagai peristiwa, ingatan, materi, praktik tubuh, refleksi, eksplorasi dan lainnya, dengan demikian membuka cakrawala baru untuk pola pikir yang baru. Praktik-praktik dalam seni ini dapat dipahami sebagai proses belajar. Seni adalah suatu kekuatan dan daya sebagai metodologi untuk memberdayakan para pembelajar. Seni, dengan demikian memegang peran penting dalam pengembangan karakter, menyediakan cara untuk mengambil sumber pengetahuan dari seni-seni tradisi, menjadi pendorong berpikir inovatif, mengajarkan pemahaman keberagaman budaya dan membangun toleransi sosial. Perlu dipikirkan bagaimana seni dapat terintegrasi dengan kehidupan masa kini, menjadi kontemporer namun juga tidak melupakan mentransimiskan nilai-nilai dalam seni tradisi Indonesia khususnya yang semakin berada dalam tekanan karena semakin besar pengaruh globalisasi yang membebaskan namun sekaligus mengungkung. Latar belakang pemikiran ini yang merupakan tema edisi Desember 2022 yang mengangkat topik-topik pilihan berhubungan dengan Seni sebagai wahana edukasi sebagaimana yang ditulis oleh; B.Kristiono Soewardjo yang membahas karakteristik topeng tunggal melalui penciptaan film tari berjudul Nindak Jirumklan. Tujuan menciptakan karya film tari tersebut menjadi media pembelajaran sejarah kota Jakarta dan upaya preservasi agar budaya Betawi tetap hidup dalam ingatan, menggunakan kombinasi pendekatan Alma Hawkins untuk penciptaan tari mengembangkan koreografi dari sumber tradisi. Alfian S. Siagian yang dalam artikelnya menulis mengenai karya Shakespeare mengangkat bagaiamana tokoh-tokoh Othelo dan Iago merepresentasikan nilai-nilai dan prilaku baik dan buruk dan betapa sebuah karya seni drama menjadi soft power dalam upaya diplomasi dunia. Martinus dalam artikelnya mengenai pengembangan video edukasi lingkungan bersih dipasar Teluk Gong Jakarta Utara, menulis bahwa seni yang menggunakan media teknologi memberi pembelajaran akan kebersihan diri, lingkungan hidup dan bahwa pencemaran oleh sampah akibat kemalasan sangat membahayakan kehidupan manusia. Dian Hendrayana memeriksa pemanfaatan virtual reality sebagai media pembelajaran yang menggunakan teknologi 3D simulasi komputer. Seni yang menggunakan teknologi ini dapat membangun semangat belajar para pembelajar dan merupakan uji kompetensi para kreator film itu sendiri.Hany Sustia menulis artikel yang membahas kinestetika tubuh, berfokus pada tulang belakang anatomi manusia yang ternyata menjadi cerminan dari kehidupan keseharian manusia. Hany mengembangkan gagasan ini, mengacu pada metodologi dalam teori Foucault dan Alma Hawkins menjadi sebuah proses kreatif agar membangun kesadaran jasmani masyarakat. Prio Damar melalui Editorial: Seni sebagai Media Edukasi Nilai-Nilai dan Pengembangan Potensi Manusia artikelnya menyampaikan pendapat mengenai pentingnya agar edukasi dalam bidang seni itu sendiri berkembang sesuai dengan zamannya. Argumentasinya adalah bahwa pembekalan kreatif melalui pembelajaran teknologi musik merupakan modal kreatif agar para seniman muda dapat mampu bekerja di industri musik telah bertransfomasi menjadi dunia digital.

Salam
Madia Patra Ismar

Published: 2022-12-31

Full Issue